*Harian Kompas Minggu, 24 Maret 2014
Bambu menyimpan pesona keindahan yang diukir oleh alam. Keunikan bambu inilah yang kemudian diburu para pencintanya. Mereka menganggap keunikan sebagai bagian dari keajaiban alam.
Bambu menyimpan pesona keindahan yang diukir oleh alam. Keunikan bambu inilah yang kemudian diburu para pencintanya. Mereka menganggap keunikan sebagai bagian dari keajaiban alam.
Alex Palit (53)
menjadi pemburu bambu unik sejak tiga tahun terakhir. Bukan
hanya satu atau dua bambu yang dikumpulkannya, ia kini memiliki
lebih dari 100 bambu unik. Bambu-bambu itu diburunya dari
beragam tempat, termasukkuburan.
”Bambu
yang biasa saja memberi banyak manfaat, masak bambuyang unik
enggak memberi manfaat. Pasti ada nilainya,” kata Alex saat ditemui di rumahnya
yang setiap sudutnya, mulai dari teras hingga kamar tidur, dipenuhi bambu.
Di
teras rumah, Alex memajang bambu kuning meliuk-liuk yang ternyata
diperolehnya dari sebuah kuburan kuno di Jakarta. ”Begitu saya bawa
ini. Orang teriak, ’Pak itu, kan, bambu tempat ayunan kuntilanak’,” tambah
Alex.
Pernah
satu kali ia ditegur seorang pria karena memotongbambu tanpa izin. Ketika bertanya kepada
siapa dia harus meminta izin, pria itu menunjuk ke perempuan berkemben yang
tidak dilihatnya.
Toh,
Alex tak kapok berburu bambu hingga ke kuburan-kuburan.
Demi menghindari hal-hal buruk, ia meminta izin kepada juru kunci lalu membakar
dupa dan menabur bunga tiap kali mencaribambu di kuburan. Kini,
lebih dari separuh koleksi bambuuniknya justru
diperoleh dari tempat pemakaman.
Berbagai
areal pekuburan sudah dijelajahi, mulai dari areal
pemakaman Pangeran Sanghyang yang konon merupakan kuburan paling keramat di Jakarta hingga
Kuburan Sunan Ampel di Surabaya.
Koleksi bambu unik lain yang diperoleh dari kuburan, antara
lain, adalah bambu bercabang tujuh, bambu kembar, dan bambupetuk. Bambu
petuk tergolong bambu langka yang banyak dicari orang. Bambu
petuk ini terdiri dari dua ruas bambu yang kemudian tersambung secara alami.
”Unik!
Belum tentu seribu pohon bambu ada satu yang unik. Bambu itu ciptaan
Tuhan yang bermanfaat di antara banyak pohon,” ujar Alex.
Salah
satu koleksi kebanggaan Alex adalah bambu anti api yang pernah ditawar dengan
harga tinggi, tetapi tidak dilepas. Uniknya, jika merasa cocok, Alex justru
dengan mudah memberikanbambu-bambu
itu secara cuma-cuma.
Bambu
anti api itu diperoleh Alex dari suatu lokasi yang baru saja terbakar. Di
antara pepohonan dan rumpun bambu yang terbakar habis, satu batang bambu tetap tegak berdiri. Tak ada sisa
jilatan api atau jejak hangus pada bambu tersebut. Bentuk-bentuk bambu yang dikoleksinya juga cukup unik,
menyerupai kuda dan ular.
Sering
kali, Alex mengajak istrinya, Tuti Suhartati, turut serta bepergian mencari bambu hingga ke luar Jawa. Ke mana pun
pergi, ia selalu membekali diri dengan gergaji. Beberapa
kali,gergaji itu disita petugas bandara ketika ia
hendak bepergian dengan pesawat terbang dan membawa gergaji di kabin. Begitu tiba di tempat
tujuan, ia pun segera membeli gergaji baru untuk berburu bambu.
Perburuan bambunya pun
tergolong nekat. Di Kebun Binatang Surabaya, Alex menggergaji bambu tanpa izin. Demikian pula ketika ia
berkunjung ke kantor istrinya dan langsung memotongbambu yang tumbuh di halaman kantor.
Kecintaan
pada bambu diawali ketika Alex berburu koleksi
kaset rock era 1970-1980-an. Di pasar loak Jembatan Item, Jatinegara, Alex
melihat bambu unik lalu tertarik mengoleksi.
”Kalau
pas kebetulan berhasil menemukan atau mendapatbambu langka, itu namanya ketemu jodoh,”
kata Alex. Dan ternyata, Alex memang berjodoh dengan bambu ajaib.
Terancam
punah
Ketua Yayasan Bambu Indonesia Jatnika Nanggamiharja (57)
juga mencintai keunikan bambu. Ia
mengoleksi lebih dari 20 jenisbambu unik seperti bambu bercabang empat, bambu dempet, dan bambu petuk. ”Pertumbuhan bambunya saja yang
lain. Tidak ada beda dengan bambu biasa. Hanya langka, tidak ada kaitannya
dengan mistis. Khasiatnya sama dengan bambulainnya,” kata
Jatnika.
Jatnika
tertarik mengoleksi bambu unik sebagai bagian dari keajaiban
alam. Bambu-bambu unik ini dikumpulkannya sejak tahun 1976 ketika ia mulai
berkiprah di usaha pelestarian bambudengan
mendirikan Yayasan Bambu Indonesia.
Koleksi bambu unik mulai dari jenis bambu betung yang besar yang biasa digunakan
sebagai tiang rumah hingga bambu yang melingkar-lingkar itu lantas
hanya disimpan sebagai pajangan di almari hias atau digeletakkan di ruang tamu.
”Suatu keajaiban di dunia. Betul-betul alami,” tambahnya.
Jatnika
tak pernah sengaja berburu bambu unik. Sebagian koleksinya justru
diperoleh dari rekan-rekannya sesama pencintabambu. Jatnika kini
lebih fokus mengoleksi tanaman bambulangka yang
sudah terancam punah. Beberapa jenis bambu yang hampir punah tersebut antara lain bambu buluh hitam, krisik kuning, bambu madu, dan bambu tutul.
Bambu
madu, misalnya, memiliki rebung atau tunas muda yang rasanya gurih dengan kadar
gula tinggi. Bambu madu ini berumpun banyak dengan diameter batang 4
sentimeter. Ada pula bambu tutul yang begitu ditebang segera
berubah warna dari rumpun hijau menjadi hitam hingga kuning emas.
Melalui Yayasan Bambu Indonesia yang
diketuainya, Jatnika sudah mengoleksi lebih dari 40 jenis dari total 95 jenis bambuasli
Indonesia. Tanpa upaya pelestarian, bambu langka asli Indonesia bisa punah.
Artinya, itu merupakan kerugian besar bagi Indonesia. ”Kita belum tahu
manfaatnya, tapi sudah hilang. Belum lagi jika bambu langka itu justru dibawa ke luar
negeri dan diklaim negara lain,” tambah Jatnika.
Untung masih ada orang-orang seperti Jatnika dan Alex. Mereka
mengingatkan kepada tokoh fiksi Pendekar Bambu Kuning yang berjuang dengan bambu. (Mawar Kusuma)
* Alex Palit, citizen jurnalis,
kolektor bambu unik dan langka, admin grup fb “Komunitas Pecinta Bambu Unik
Nusantara” (KPBUN)*
Artikel ini pernah dimuat di Harian Kompas Minggu, 24 Maret
2014, dan wartakota.com, Selasa, 8 April 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar