Cari Blog Ini

Jumat, 05 Januari 2018

Ngaji Deling... Ngaji Roso... Ngaji Diri...!!!


Mbolang itu sejatinya mengenal diri kita sendiri, kita menyelam dalam lautanNya yang maha luas. Asal saat mbolang kita tepiskan semua hawa nafsu berhala dalam diri, bahkan kita NOL-kan diri ini bukan siapa-siapa. 
“Saat mbolang kita harus mawas diri. Harus selalu ingat dan waspada. Selalu dzikir khoffi, ingat padaNya,” kata pengaji pring-deling ustad Agus Syarif Hidayat (ASH), yang juga anggota Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN). 

Lebih lanjut dikatakan, bahwa di sini kita juga tidak boleh lupa diri. Kita menyebut pring-deling, berarti kita harus kandel eling marang Sing Peparing, selalu ingat terhadap Sang Maha Pemberi.
Intinya kita itu dituntut untuk pandai merasa “roso ning roso”. Bukan sebaliknya merasa pandai. DisuruhNya kita menyelam kedalam rogo sukma kita, agar kita mengenali rahasia rahasia Allah. “Dan Allah suka dikenali rahasianya oleh hambaNya,” ucapnya.
“Ngaji Deling” tak akan luput ujung-ujungnya kita akan terus diantarkan "rasa" kepada kesejatian diri ini. Kalau sudah kita kenali jenis-jenis bambu unik dengan segala keunikan. Mereka yang sudah bisa “Ngaji Deling”, maka dia sudah bisa ngaji diri. Dia tahu akan jati diri sendiri yaitu diri yang Qolbu ruhani bukan tertipu dengan diri yang materi. Ini target ngaji diri, atau ngaji deling yang sebenarnya.
Kalaupun ada orang terobsesi untuk mendapat bambu petuk (BP), insya Allah kalau sudah jodohnya ia akan datang dengan sendirinya. “Orang yang bisa memahami sejati diriNya, itulah yang berhak mendapat BP dengan segala makna dan kedalamannya, asli jeroane,” ungkap ustad ASH.
Ini yang disebutnya sebagai “harmoni qolbu – harmoni bambu”. “Rugilah kita bila jarang ngaji diri, tapi ngajiin orang sering banget,” lanjutnya sambil mengutip Surat Al Anfal (8) : 24, "Ketahuilah , sesungguhnya Allah berinteraksi dengan manusia melalui qolbunya." (lex)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AdSense
Ads

Gallery III

Gallery III