Bambu Anti Api (Foto & koleksi Alex Palit) |
Pada
suatu hari, saat berburu bambu unik dan langka, saya mendapati sebuah rumpun
bambu telah dipotong setinggi 60 cm telah yang terbakar hangus gosong. Saat
mendapatinya belum padam semuanya, ada sisa-sisa bara api yang masih
mengepulkan asap.
Ternyata
di tengah rumpun bambu yang terbakar tersebut ada satu bambu yang bentuknya
nyeleneh (unik) yaitu bambu (pring) pethuk alis yang tidak terbakar, masih
tetap mulus. Tidak terbakar sedikitpun. Sementara lainnya sudah gosong, bahkan
sebagian jadi arang hancur dilalap api.
Akhirnya
saya berpikir, apakah bambu ini yang disebut orang sebagai bambu anti api,
wallahualam?! Pasalnya dari sekian banyak bambu yang ada semuanya terbakar
ludes, sebagaian sudah hangus jadi berupa arang, sementara satu bambu ini yang
masih utuh, masih mulus dan tak terbakar lalapan api, sepertinya anti api.
Sebagai
kolektor bambu unik dan langka, terus terang saya menyukai spesifikasi keunikan
bentuk dan kelangkaannya. Saya sebut langka karena untuk mendapati bambu-bambu
ini tidak mudah. Dan saya menganggap bambu unik dan langka ini sebagai karya
seni alami buatan alam, bukan hasil rekayasa tangan manusia. Soal apakah atau
ada yang meyakini bahwa bambu ini memiliki energi alami bawaan alam, semua itu
dikembalikan lagi pada keyakinan masing-masing orang.
Saya
sendiri tidak ingin berandai-andai dengan ‘Bambu Anti Api’ ini, buat apa
kegunaannya atau apakah daya anti apinya masih melekat di bambu ini, saya tidak
pernah lakukan test kalau itu hanya untuk coba-coba. Soal apakah bambu ini
memiliki energi alami bawaan alam punya daya anti api, jawabnya wallahualam.
Beruntung
di Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) ada anggotanya yang punya
kemampuan indera terawang melihat grafik gelombang energi (GGE) bambu, apakah
netral, positif atau negatif.
Seperti
komentarnya menyebutkan bahwa bambu ini memiliki GGE netral positif yang kuat,
yang mampu meredam GGE negatif. Sifat GGE netral berarti menunjukkan bahwa
barang ini “aman” untuk manusia, berenergi positif.
Terlepas
dari semua itu, yang pasti ‘Bambu Anti Api’ ini punya cerita keunikan
tersendiri seperti diceritakan di atas saat mendapatinya. Soal percaya atau
tidak, di mana kadang manusia tidak mampu menjangkau dalam membuka tabir
rahasia atau misteri kebesaran alam.
Ketika
kita meyakini bahwa tak ada yang tak ada, meski itu datangnya dari cerita
sepotong bambu, justru dari sini kita diajak untuk mengenal, memahami
tanda-tanda alam dan mengaguminya sebagai kebesaran alam termasuk sebagai
bukti-bukti kebesaran Sanghyang Khalik.
Justru lewat tanda-tanda kebesaran alam ini akan semakin menebalkan
iman dan ketakjuban kita yang makin besar
kepada Sanghyang Khaliq. Subhanallah!
* Alex
Palit, citizen jurnalis, kolektor bambu unik dan langka, admin grup fb
“Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar