Pring Pethuk dari kiri ke kanan PPA, PPR dan PPI (Foto dok. KPBUN) |
Di
antara jenis bambu unik dan langka, terbilang pring pethuk (PP) menduduki
peringkat utama yang paling sering dijadikan gunjingan para pemburu dan
kolektor, termasuk juga incaran bolankers (sebutan untuk pencari bambu unik).
Di
antara jenis bambu unik dan langka, PP ini terbilang paling sarat dengan
sensasi-sensasi cerita dengan segala pernak-pernik bumbunya. Itu pula yang
kemudian PP ini banyak yang meminatinya. Itu pula yang kemudian membuat PP ini
mahal.
Celakanya
saat ini banyak peminat bambu unik dan langka bernama PP yang terpedaya dan
terkecoh oleh produk PP rekayasa hasil kerajinan tangan.
Maklumlah
untuk mendapat PP alami asli dari pohon tidak gampang alias terbilang sulit,
sehingga direkayasa dibikinlah aspalnya (asli tapi palsu, tidak asli dari
pohon) yang orientasinya semata kepentingan bisnis.
Saat
ini di dunia perbambuan keberadaan PP terbagi tiga jenis yaitu pring pethuk
alami (PPA) asli alami dari pohon, pring pethuk rekayasa (PPR) hasil rekayasa
kerajinan tangan, pring pethuk imajinatif (PPI) gambarnya hasil rekayasa imajinatif.
Lalu
bagaimana PP untuk mengetahui bahwa PP itu asli tidaknya? Silahkan kalau Anda
memiliki atau berminat jadi buyer PP, silahkan posting foto PP tersebut dalam
beberapa sudut secara jelas terutama di bagian kedua ruasnya, unggah di grup
fesbuk “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN), pasti nanti para
bolankers akan menilai keaslian PP tersebut. Sudah tentu penilaian tersebut
lebih mengacu kepada keaslian fisik yang ada di foto tersebut, apakah PP itu
asli PPA atau PPR.
Tapi
jangan coba-coba posting atau mengunggah PPR untuk dimaharkan, Anda salah
lapak. KPBUN adalah komunitas pecinta dan kolektor bambu unik, bukan tempatnya
bursa jual beli PPR.
Di tengah
makin maraknya cerita dan juga peminat PP, tulisan ini hanya sekadar pengingat
dan terutama bagi peminat (buyer) untuk mengetahui secara lebih selektif dan
teliti sebelum menentukan pilihan memilih keaslian PP bahwa itu PPA atau PPR.
Pastinya dengan satu harapan tidak ada lagi
peminat (buyer) PP yang akhirnya terpedaya dan terkecoh pelaku spekulan bisnis
yang hanya berorientasi meraup keuntungan semata atas nama PP dengan segala
modus sensasi-sensasinya dan pernak-pernik ceritanya. Semoga!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar